18 Okt 2014

Route High Demand



"Indonesian Transportation, Solve problems or Create new problems ?"
Seorang ahli Teknik Sipil Pernah mengatakan kepada saya bahwa ciri ciri Negara maju ada empat, yaitu SDM yang baik, SDA yang Bagus, Pemimpin yang Visioner, dan Sistim Tansportasi yang optimal. Bila pada suatu Negara itu keempat empatnya ada, dan di Mix and Match dengan bagus, maka secara teori Negara tersebut adalah Negara maju.


Anda pasti pernah melihat peta Negara Indonesia, Negara maritim yang terdiri dari banyak pulau dan dipisahkan oleh lautan lepas. Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan banyak lain. Bila ada yang memisahkan, maka harus ada yang menghubungkan, apakah itu ?. dari sabang sampai merauke terdapat banyak SDA atau Sumber daya alam yang melimpah juga diisi oleh SDM atau sumber daya manusia yang beragam suku dan melimpah pula. agar SDM tersebut dapat menemukan dan memanfaatkan SDA yang melimpah di tanah airnya pasti ada pula yang menghubungkan,  nah apakah itu ?.
            Jawaban yang tepat adalah Transportasi, secara umum Transportasi adalah yang membuat pergerakan atau perpindahan barang dan jasa pada suatu ruang dan waktu tertentu. Transportasi punya peranan disegala hal pada kehidupan manusia, transportasi dapat membangkitkan perekonomian, membantu kepentingan sosial dan politik, namun  berdampak negatif pada lingkungan sekitar. Dengan adanya jalur Transportasi pada suatu wilayah, pergerakan aktifitas pada wilayah tersebut jadi meningkat. bidang Pendidikan, Ekonomi, Infrastuktur, dan lainnya mengalami peningkatan. Segala aktifitas seperti mendapat pendidikan, makanan, dan materi harus dilakukan dengan pergerakan, baik itu jauh atau dekat. dengan kata lain untuk hidup kita butuh Transportasi.
            Indonesia tanah air kita tercinta, adalah Negara yang kaya raya. kita kaya tapi mengapa kita terpuruk ? mengapa masih banyak masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan yang layak ? mengapa kemiskinan masih menggrogoti ? padahal  Kita memiliki SDM yang beragam dan Khas, SDA yang melimpah, dan anggaplah pemimpin pemimpin kita adalah orang orang yang visioner. Nah, bagaimana dengan Sistim Transportasinya ?. apakah anda tahu Mengapa Kalimantan tidak lebih maju, padahal wilayahnya lebih lebar dari Provinsi lain ? Mengapa daerah Timur Indonesia dari dulu hingga sekarang masih saja terbelakang ? dan mengapa pulau Jawa dianggap yang paling maju diantara provinsi lain ?. lagi lagi jawabannya adalah Transportasi.
            Transportasi bisa menyelesaikan masalah, bisa juga menjadi masalah, atau bahkan memberi masalah baru. Masalah Transportasi adalah hal yang klasik, indonesia adalah Negara Maritim atau Negara kepulauan. Sejak dahulu kala nenek moyang kita melintasi lautan dengan kapal kapal besar untuk suatu kepentingan. Karena pulau pulau yang terpisah, hal ini yang membuat kita terpecah sehingga Indonesia mudah untuk dijajah, ada banyak celah yang dapat dairasuki oleh penjajah dijalur laut. Maka perang sering dilakukan lewat permukaan laut, mati matian mempertahankan tanah air. Jalur transportasi antar pulau juga tidak luput dari pikiran Bung Karno, beliau adalah perancang beberapa jembatan antar pulau di indonesia, diantaranya penghubung antara Surabaya-Madura, Jawa-Sumatera, dan Sumatera-Malaysia. Hingga kini Suramadu yang telah terbangun, Jawa-Sumatera dalam tahap pembangunan dan Sumatera-Malaysia akan dibangun setelahnya. Transportasi laut adalah salah satu bagian penting bagi pendistribusian barang dan jasa diseluruh wilayah Indonesia, dari pulau besar, kecil, hingga yang terpencil. Membangkitkan dan meratakan perekonomian diseluruh pelosok Indonesia.  Ahok pernah menyatakan pada sebuah wawancara, “dalam menghadapi AEC (Asean Economic Chalengge) atau Pasar bebas Asean, Indonesia masih kekurangan Pelabuhan, maka harus dibangun pelabuhan yang lebih banyak”. Yah, Logistic Performance Index (LPI) atau Index Pendistribusian Logistik Indonesia kini berada diperingkat 53 dunia, jauh dibawah Malaysa diperingkat 25 dan Singapura diperingkat 35. Untuk mendongkrak hal itu, gagasan pemerintah saat ini adalah perencanaan tol laut, membangkitkan konektivitas antar wilayah diindonesia yang selama ini hanya berpusat diwilayah tertentu. laut ini akan menggambungkan beberapa wilayah  yang sama dengan pendulum Nusantara yakni PT. Pelindo I, II, III, dan IV. Menggabungkan konektivitas Pelabuhan Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Sorong Papua, dengan kualitas layanan dan tarif yang sama. Demand following Supply, rumus bangkitan Ekonomi sederhana. pembangunan Infrastruktur yang baik akan diikuti oleh perkembangan Ekonomi yang baik pula.
            Diatas sedikit dari Transportasi Laut, bagaimana didarat ?. rumusnya sama, bangun Infrastrukturnya dulu, sehingga terjadi bangkitan Ekonomi. Investasi materi seperti ini tidak bisa dibalas dengan materi pula. Pemerintah telah bekerja keras untuk terus membangun dan memelihara Rute transportasi deseluruh Indonesia dengan APBD dan APBN yang banyak namun terbatas. Kita tidak perlu mempermasalahkan pembangunannya, karena Jalan jalan di Indonesia sudah menjadi proyek tahunan. namun ada masalah lain yang ditimbulkan yakni kemacetan.
  
             Pernahkah anda mendengar berita kemacetan di Korea Selatan, Taiwan, ataukah Negara tetangga Malaysia ?. Gambar diatas saya dapat dari buku transportasi yang pernah saya baca dan gambar diatas telah menunjukkan penyebab utama kemacetan. banyaknya kendaraan dijalan kota kota besar diindonesia mengganggu aktifitas penduduknya, sehingga Sistem Transportasi menjadi kacau atau tidak lagi optimal. Transportasi yang awalnya dapat membantu kehidupan manusia kini menjadi boomerang dan berbalik mengganggu kehidupan, Dan tidak bisa dipungkiri perkembangan disegala bidang dikota besar jadi terhambat. Pemerintah bukannya tidak sadar tentang hal ini, telah banyak perbaikan sistem yang dilakukan, diantaranya pembuatan jalur khusus angkutan umum, Sarana dan Prasarana baru seperti Trem dan Fly Over, Jalur Three in one, Jalan Lingkar, pembaruan manajemen lalu lintas, penambahan Ruas jalan dan banyak inovasi lain. Tapi hal itu tidak sepenuhnya berfungsi bila tidak adanya kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Di Ibu kota Jakarta misalnya, baru baru ini telah dibuat sistem parkir baru dan penilangan bagi parkir liar. Dan bagi saya itu adalah kebijakan yang bagus, karena parkir liar membuat hambatan samping pada sisi jalan dan pasti mengakibatkan kemacetan. namun protes masih saja berjatuhan, disalah satu stasiun Tv Swasta warga Jakarta menyatakan, “kenapa hanya parkir mobil bisa menjadi semahal ini ? memangnya saya kerja hanya untuk bayar parkir ?.” Pernyataan yang salah, sistim ini sudah pasti ditujukan untuk menekan penggunaan mobil pribadi yang menyebabkan kemacetan.  walaupun berubah ubah, entah mengapa pola pikir kita tidak pernah menjadi lebih baik.
Pernah ada pula pernyataan dari sebuah media yang menyatakan begini, “Jalanan semakin padat, tapi tidak ada penambahan ruas baru.”. Bagi saya ini juga pernyataan yang salah, kenapa ? dalam Ketekniksipilan penambahan ruas jalan baru adalah opsi terakhir untuk mengatasi kepadatan, perubahan sistim dan manajemen lalu lintaslah yang utama. Karena penambahan ruas dapat menutup pori pori permukaan tanah sehingga berdampak negatif pada lingkungan, dan selain itu penambahan ruas dipersulit oleh pembebasan lahan.
            Siapa yang tidak tahu Walikota bandung, Ridwan kamil atau biasa dipanggil Kang Emil ? baru baru ini ia membuat kebijakan dengan membuat Sarana dan Prasarana Transportasi baru, yaitu Bus Sekolah gratis dengan tujuan mengurangi kemacetan. Bus Sekolah dibuat sedemikian nyaman sehingga siswa dan siswi kota Bandung tertarik untuk menggunakannya. Saat wawancara ia menyatakan “saat bersekolah warga bandung memakai 80% angkutan pribadi dan 20% angkutan umum, harapan kita dengan diadakannya Bus Sekolah gratis ini, suatu saat nanti persentasi pemakaian angkutan pribadi dan umum itu akan bertukar.” Nah, ini baru pernyataan yang benar. Kang Emil inilah yang disebut pemimpin yang Visioner. Ada suatu grafik yang menyatakan, semakin bagus fasilitas yang diberikan pemerintah maka semakin kurang biaya yang masyarakat keluarkan, dan begitu pula sebaliknya. Atau bisa dikatakan semakin bagus fasilitas pemerintah maka masyarakat akan semakin tertarik menggunakannya karena murah. Akan tetapi fasilitas yang baik sulit diwujudkan karena anggaran yang terbatas, maka diambil titik tengahnya, fasilitas yang tidak terlalu baik dibayar dengan bayaran yang tidak terlalu mahal dari masyarakat. Angkot, Leng, Mikrolet, Pete’ pete’ atau apapun namanya semakin jarang digunakan karena fasilitas pelayanan kurang dan biayanya yang mahal bila di bandingkan dengan kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi pun semakin merayap dijalan kota besar mengakibatkan kemacetan dan polusi.
                Segala hal yang menyangkut masalah Transportasi sejatinya berasal dari manusia itu sendiri baik itu sistem atau pengunaan pelayanannya. dan harusnya kita sepakat, apapun masalahnya mari selesaikan bersama sama, memulai dari hal yang kecil, berusaha tidak melanggar lalu lintas, menjaga lingkungan, menggunakan fasilitas publik dengan baik, meminimalisir tuntutan kepada pemerintah dan memaksimalkan pengabdian kepada Bangsa dan Negara.

Until one day,
we make Indonesian to be a better place,
for the life of our children later,
not only gives the debt
again
and again

Ayam Ketawa
18 Oktober 2014

           
           

               
               



Continue Reading...

Followers

Follow The Author