“Goresan Petualangan
ini belum merasa jemu, tinta Penaku belum habis, kertas catatanku masih tebal, masih
haus akan kata kata yang menginspirasi …”
Tidak terasa sudah tiga tahun lebih
saya menapaki jalan ini sebagai pecinta alam, status yang punya beribu ribu makna
dan terkemas dalam satu tujuan yang sampai saat ini belum saya temukan apa esensi
yang sebenarnya. Saya anak pertama dari
enam bersaudara, sangat kusadari kewajibanku sebagai anak pertama yang menjadi
contoh untuk semua saudaranya dan sebagai second main power untuk keluarga
setelah ayahanda saya. Namun, seberat apapun kewajiban, setiap manusia pasti
punya hasrat dihatinya yang harus dilampiaskan, begitu pula saya yang terlanjur
nyaman dengan status yang saya jalani sekarang ini.
Masih banyak yang salah mengartikan
penyandang status ini, yang saya tahu profesi ini adalah pekerjaan yang berat,
bukan hanya melakukan hal hal yang mainstream dan mencapakkan idealisme yang sebenarnya
sehingga menimbulkan hal yang negatif terhadap sang alam. tidak bisa dipungkiri
saya juga masih termasuk orang orang didalamnya. Selama Tiga tahun lebih mimpi
saya seakan akan terbentuk semenjak saya terikat oleh status ini, mimpi yang
membuatku sangat bergairah untuk menggapainya dan akan merasa sangat kecewa
ketika tidak mampu meraihnya. Mungkin inilah dikatakan cinta, saya bertemu
dengan suatu hal yang abstrak namun betul betul kuperjuangkan dengan konkret. Saking
cintanya saya sering mengabaikan larangan orang tua, kuliah saya kacau,
termasuk hubungan asmara yang hingga saat ini masih kosong.
saya mendapat banyak pelajaran
semenjak menyandang status ini, diantaranya saya lebih bisa bersosialisasi,
punya banyak teman, banyak pengalaman, dan paling penting saya selalu ingin
berprestasi dilingkup ini. memang banyak
hal negatif yang terselip diantaranya, bahkan saya kerap mendapatkan teguran
keras dari ayahanda yang notabene orang yang keras menanggapi segala sesuatu,
ayah sangat tidak suka dengan perilakuku yang suka kelayapan kealam terbuka,
dia lebih suka saya menjadi pemuda yang sering berdiskusi di forum kajian islami
dan juga membantunya di proyek konstruksi. Tapi saya selalu memegang teguh apa
yang saya inginkan, saya berfikir saya bisa menjalani apa yang dia mau dan apa
yang saya mau.
banyak kenangan telah tercipta di
tahun 2013 yang baru saja berlalu. Di 2013 saya telah menyelesaikan studi D3
Teknik Sipil di PNUP yah… walaupun kacau namun sangat saya hargai karena itulah
hasil kerja keras saya selama 3 tahun lebih. Disini telah banyak pembelajaran
tentang ilmu konstruksi yang saya anggap cukup untuk jenjang kedepannya, tapi
lagi lagi ayahanda masih merasa saya sangat payah, dia pernah bilang “oke,
jenjang studimu meningkat, namun kualitasmu yang menurun.” Ayah memang tidak
pernah puas karena sampai saat ini dia belum mendapatkan apa apa dari hasil
studi saya. dari kata katanya saya bisa menangkap kalau dia sedang memancingku
untuk menunjukkan kualitas yang saya punya.
Dibidang kepecintaalaman saya
juga dipenuhi warna warni kenangan. Di 2013 saya pernah sekali merasakan
kemenangan disalah satu event kepecintaalaman, walaupun Cuma juara 3 itu cukup
memacu saya untuk meraih prestasi yang lain lagi. Di 2013 juga saya telah
merasakan sejuknya angin di atap tertinggi pulau Sulawesi, di puncak Rantemario
Gn. Latimojong. Puncak tertinggi ke-5 di Indonesia tercinta, pencapaian ini
cukup membanggakan karena di tahun sebelumnya saya telah puncak tertinggi ke-4,
Gn. Semeru. Walaupun sebenarnya ada sedikit kekecewaan karena saya belum bisa
ke puncak tertinggi ke-2 , Gn. Kerinci yang telah menjadi mimpi dari setahun
yang lalu.
Dan yang paling keren di tahun
yang lalu adalah saya sudah punya inisiatif untuk menulis, sayapun membuat
ruangan untuk mengumpulkan kata kata hasil pelampiasan hasrat dalam sebuah
blog. Inisiatif ini tercipta karena ada orang orang disekitarku yang
menginspirasi untuk dijadikan sebuah rajutan kata kata untuk kuabadikan, maklum
saja saya orangnya pelupa. Yang menjadi masalah adalah genre ku dalam menulis
yang belum terlalu jelas, yahh namanya juga newbie masih butuh pembelajaran dan
biar waktu yang kujadikan gurunya.
Saya sepertinya butuh Revolusi di
tahun yang masih baru ini, bukan hanya Reformasi yang terus terusan terulang
dari tahun tahun sebelumnya. Saya butuh revolusi agar petualang yang akan saya
hadapi terdengar hebat ditelinga orang, nah bagaimana solusinya ? saya harus
berani menutup buku terhadap petualangan yang lama dan memulai petualangan yang
baru di tempat tempat yang baru, sehingga cerita yang tercipta tidak terasa
membosankan. Dari sabang sampai merauke Masih banyak tempat tempat baru diindonesia
yang bagus diziarahi, dilanjutkan bersilaturrahmi ke penduduk yang ramah, merasakan
mesranya belaian angin puncak dipelosok nusantara, mandi di derasnya sungai
ditengah hutan belantara, dan menikmati Sunset dan Sunrise tanpa ada sedikitpun
radikal bebas yang terasa !. Dan semua itu pasti butuh dana yang tidak sedikit,
yahh budget bisa di cari yang sulit adalah mencari waktu dan kesempatan.
Menulis adalah hal yang paling
ingin kudalami di tahun ini, saya harus banyak belajar dan banyak berinspirasi di
sepanjang tahun ini agar kemampuan menulis dapat meningkat, membaca banyak buku
adalah cara yang paling ampuh, baik itu buku fiksi maupun nonfiksi. harapannya
bisa membuat karya yang bisa dinikmati dan dihargai oleh semua orang.
Dan yang paling penting adalah
betul betul menjadi second main power untuk keluarga, menjadi motor penggerak
agar bisa menjadi contoh untuk saudara dan saudariku. Jujur saja diantara
kesibukan yang ada selama ini, ada hal yang saya sangat butuhkan dan belum
pernah saya rasakan. Apa itu ? saya juga belum tahu, saya masih mengkaji dan
mencari tahu, saya hanya berharap diantara kelamnya dunia ini hal tersebut bisa
terselip dan melepaskan dahagaku.
Ditahun yang baru ini sepertinya
haus akan pencapaian, haus akan sesuatu yang berbeda. Petualangan ini rasanya
tidak pernah bosan menggoda, dan sayapun rasanya tidak bisa lelah untuk
meladeninya. Intinya adalah mari membuat
2014 yang lebih keren !
Ayam Ketawa
1
Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar