Rangga
menatap jam tangannya, kurang lima belas menit pukul tujuh tiga puluh. “lima belas menit lagi” ujarnya dalam
hati. Dia masih duduk gelisah di kursi panjang, menatap montir sedang memainkan
kunci inggris ditangannya, ban motornya bocor. jika menunggu, hari ini dia
tidak bisa masuk kelas dan kompennya akan semakin bertambah. tapi bukan itu
yang dia takutkan, pagi ini ada Final.
Kampus
bejarak kurang lebih lima ratus meter lagi, bila berjalan kaki akan memakan
waktu dua puluh menit, Bukan pilihan yang tepat. bila menghubungi temannya dan
minta dijemput, akan memakan waktu sekitar lima belas menit. Pas tapi beresiko. jika terlambat, temannya juga jadi
korban. Bukan pilihan yang bijak.
Dia
kembali menatap jam tangannya, “kurang tujuh
menit lagi !’ perasaannya makin gelisah. Dia menatap ke segala penjuru
bengkel dan matanya berhenti pada motor tua.
“Daeng,
boleh saya pinjam motornya, saya ada….”
“boleh,
kuncinya ada diatas rak”
“yeah”, dia segera beranjak dari kursi
lalu menancap gas motor tua tersebut. Diatas aspal keras dia melesat cepat
seperti anggota geng motor. Barisan pohon besar mengiringi jalannya menuju
depan gerbang kampus yang bertuliskan “POLITEKNIK”.
Diapun
memarkir motor di tempat terdekat dari kelasnya. Dia berlari sambil menengok
jam tangannya, “satu menit lagi !” langkahnya
makin cepat, menaiki tangga dan menyusuri koridor. Dia pun sampai di depan
kelas, lalu membuka pintu dengan nafas yang terengah engah.
Dia
mendongak ke dalam kelas, “permisi pak”
Si
Dosen melihat jam tangannya, “kamu terlambat dua menit !”
Rangga
tertunduk lesu, usahanya sia sia –
“Cepat
Masuk, ujian akan dimulai”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar