25 Jan 2014

[Flash Fiction] 15 Menit

Share it Please



            Rangga menatap jam tangannya, kurang lima belas menit pukul tujuh tiga puluh. “lima belas menit lagi” ujarnya dalam hati. Dia masih duduk gelisah di kursi panjang, menatap montir sedang memainkan kunci inggris ditangannya, ban motornya bocor. jika menunggu, hari ini dia tidak bisa masuk kelas dan kompennya akan semakin bertambah. tapi bukan itu yang dia takutkan, pagi ini ada Final.
            Kampus bejarak kurang lebih lima ratus meter lagi, bila berjalan kaki akan memakan waktu dua puluh menit, Bukan pilihan yang tepat. bila menghubungi temannya dan minta dijemput, akan memakan waktu sekitar lima belas menit. Pas tapi  beresiko. jika terlambat, temannya juga jadi korban. Bukan pilihan yang bijak.
            Dia kembali menatap jam tangannya, “kurang tujuh menit lagi !’ perasaannya makin gelisah. Dia menatap ke segala penjuru bengkel dan matanya berhenti pada motor tua.
            “Daeng, boleh saya pinjam motornya, saya ada….”
            “boleh, kuncinya ada diatas rak”
            “yeah”, dia segera beranjak dari kursi lalu menancap gas motor tua tersebut. Diatas aspal keras dia melesat cepat seperti anggota geng motor. Barisan pohon besar mengiringi jalannya menuju depan gerbang kampus yang bertuliskan “POLITEKNIK”.
            Diapun memarkir motor di tempat terdekat dari kelasnya. Dia berlari sambil menengok jam tangannya, “satu menit lagi !” langkahnya makin cepat, menaiki tangga dan menyusuri koridor. Dia pun sampai di depan kelas, lalu membuka pintu dengan nafas yang terengah engah.
            Dia mendongak ke dalam kelas, “permisi pak”
            Si Dosen melihat jam tangannya, “kamu terlambat dua menit !”
            Rangga tertunduk lesu, usahanya sia sia –
            “Cepat Masuk, ujian akan dimulai”
           

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Follow The Author