Author :Haruki Murakami
Type : Fiksi
Kalimat diatas adalah kalimat pembuka dari Novel perdana yang dibuat Murakami sekaligus Novel milik Murakami yang pertama kubaca. Setelah sekian lama tidak pernah melakukan kegiatan membaca novel, kini saya mencoba membaca buku pengarang yang meraih banyak penghargaan ini. Novel yang dikarangnya ini pun mendulang penghargaan Gunzo Literary Award pada tahun 1979.
Pertama mengenal Murakami adalah sejak Penulis Bernard batubara sering membaca bukunya dan membuat ulasan di web miliknya. Yah saya memang type orang yang membaca buku dengan melihat siapa penulisnya terlebih dahulu, tapi tetap tidak melupakan Judul dan isinya. Tapi menurut saya Murakami memang penulis yang bagus, karena membuat cerita dari hal hal sederhana sama yang seperti dia ceritakan dalam Novelnya yang satu ini.
Novel setebal 120 halaman ini bercerita tentang anak muda yang menjalani hidupnya yang apa adanya tanpa memikirkan masa depannya kelak. Dua pemuda yang tidak memiliki mimpi yang pasti dan hanya menghabiskan waktunya dengan tegukan tegukan alkohol di bar yang bertempat di kota pinggiran dekat pantai. Ada dua sisi yang diceritakan dari para pemuda ini, sisi miskin dan kaya. Tokoh utama yang diceritakan sebagai orang yang sederhana dan sahabatnya Nezumi yang seorang anak orang kaya. Tokoh utama dalam Novel ini diinspirasi oleh sesorang penulis asal Amerika yang mati bunuh diri, penulis tersebut menjadi terkenal walaupun karya karyanya tidak sebaik penulis lainnya karena karyanya yang berbeda.
Walaupun makna yang tersirat dalam novel ini sering kita jumpai, namun Murakami menyuguhkannya dengan cara yang berbeda. Kisah cinta dan sosial yang tidak terlalu kental namun makna dengan baik disampaikan. Seperti pada tokoh utama yang mencari kekasihnya yang sejak SMA tidak pernah dia temui, namun sejak kekasihnya memberi kabar lewat Radio ia mulai mencarinya kembali. Setelah sekian lama mencari, tidak sengaja kembali dipertemukan, namun kekasihnya ini menolak menjalin cintanya kembali karena kejadian aborsi yang telah dilakukannya. Sama seperti ketika Nezumi sahabatnya yang patah hati ditinggalkan kekasihnya, dan memulai hidup sebagai lelaki yang melankolis, dan mulai mencoba menulis buku.
Nezumi yang anak orang kaya seakan tidak peduli dengan kekayaan yang dimilikinya, dia memiliki pikiran bahwa semua orang sama, sama sama memiliki kekhawatiran dengan hidup yang dijalani. Menurutnya orang yang tidak punya sesuatu akan khawatir bila selamanya tidak akan memiliki apa apa dan begitu pula dengan orang yang punya sesuatu , akan khawatir bila suatu saat sesuatu tersebut akan hilang.
Dan hingga pada penghujung cerita, merekapun punya kisah yang berbeda beda. Si Tokoh utama yang tidak pernah disebutkan namanya ini menikah dengan wanita lain lalu hidup bahagia layaknya orang biasa dan Nezumi sendiri merintis karir menjadi seorang penulis dan membuat banyak karya.
Selama membaca Novel ini, isinya sangat datar dan sarat dengan kegelapan namun saya tidak pernah bosan untuk membacanya sampai habis. Sebenarnya saya juga belum puas dengan karangan pertama Murakami ini, kedepannya saya mungkin mencoba membaca karangan karangan Murakami yang lain dengan cerita yang sedikit agak panjang.
Ayam Ketawa
14 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar